Sabtu, 04 Oktober 2014

MAKALAH HEWAN LANGKA




BAB 1
Pendahuluan

3.1. Latar belakang

Hewan langka adalah species hewan yang populasinya semakin sedikit dan memiliki resiko punah lebih tinggi. Di Indonesia maupun di dunia, daftar hewan langka ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Data sebagian jenis-jenis hewan yang dikategorikan langka dan terancam punah. Adalah sebagai berikut :


Daftar hewan-hewan langka :

·        Burung maleo
Burung Maleo yang dalam nama ilmiahnya Macrocephalon maleo adalah sejenis burung yang berukuran sedang, dengan panjang sekitar 55cm. Burung Maleo adalah satwa endemik Sulawesi, artinya hanya bisa ditemukan hidup dan berkembang di Pulau Sulawesi, Indonesia. Selain langka, burung ini ternyata unik karena anti poligami.

·        Ikan duyung (dugong)
Duyung yang ini adalah sejenis ikan atau tepatnya mamalia laut yang bernama latin Dugong dugon. Dan bukan seorang putri cantik berambut panjang dengan kaki yang dapat berubah menjadi ekor ikan setiap kali kena air, yang kita kenal dalam dongeng Putri Duyung.






3
·        Ikan rajan laut (coelacanth)
Ikan raja laut atau Coelacanth merupakan ikan purba yang banyak hidup pada 360 juta tahun yang lalu. Ikan raja laut yang dikenal sebagai Coelacanth kini hanya tersisa dua spesies yaitu Latimeria menadoensis (Indonesia Coelacanth) dan Latimeria chalumnae (Comoro Coelacanth). Sedangkan berbagai jenis lainnya, sekitar 120 spesies, dinyatakan telah punah dan hanya ditemukan fosilnya saja.

·        Pesut Mahakam
Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) bisa jadi merupakan mamalia air paling langka di Indonesia. Populasi Pesut Mahakam diperkirakan tidak lebih dari 70 ekor saja. Pun Pesut Mahakam yang merupakan sub-populasi Orcaella brevirostris hanya bisa ditemukan di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur saja. Sehingga tidak mengherankan jika kemudian Pesut Mahakam ditetapkan sebagai fauna identitas provinsi Kalimantan Timur.

·        Paus biru
Paus Biru atau Balaenoptera musculus dipercaya sebagai hewan terbesar yang pernah ada di dunia. Dengan ukurannya paus biru bukan sekedar menjadi hewan mamalia terbesar di laut, paus biru juga mengalahkah ukuran besar binatang-binatang darat lainnya. Panjang tubuh paus biru mencapai 33 meter.



3.2. Tujuan

1)    Tujuan khusus         :
untuk memenuhi tugas akhir semester 3 matakuliah taksonomi hewan

2)    Tujuan umum         :
Untuk mengetahui secara detail apa saja hewan yang terancam punah



4
3.3. Manfaat

1.     Agar memberikan pandangan kepada pembaca bahwa banyak hewan-hewan yang harus kita lindungi.
2.     Agar mengetahui klasifikasi hewan langka secara keseluruhan





3.4. Rumusan masalah

·        Apa itu taksonomi?
·        Apa itu vertebrata?
·        Apa saja klasifikasi 5 hewan langka vertebrata?



BAB 2
Isi

4.1. pengertian taksonomi

PENGERTIAN TAKSONOMI ATAU KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
Klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan ke dalam kelompok tertentu.Pengelompokan ini disusun secara runtut sesuai dengan tingkatannya (hierarkinya), yaitu mulai dari yang lebih kecil tingkatannya hingga ke tingkatan yang lebih besar. Ilmu yang mempelajari prinsip dan caraklasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi atau sistematik.
5
Prinsip dan cara mengelompokkan makhluk hidup menurut ilmu taksonomi adalah dengan membentuk takson. Takson adalah kelompok makhluk hidup yang anggotanya memiliki banyak persamaan ciri. Takson dibentuk dengan jalan mencandra objek atau makhluk hidup yang diteliti dengan mencari persamaan ciri maupun perbedaan yang dapat diamati.


Tujuan dan manfaat klasifikasi
Tujuan dari klasifikasi makhluk hidup adalah:
  • mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki
  • mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis yang lain
  • mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup
  • memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya
Berdasarkan tujuan tersebut, sistem klasifikasi makhluk hidup memiliki manfaat seperti berikut.
  • Memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.
  • Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan yang lain.

6
4.2. Pengertian vertebrata
Vertebrata adalah subfilum dari Chordata, mencakup semua hewan yang memiliki tulang belakang yang tersusun dari vertebra. Vertebrata adalah subfilum terbesar dari Chordata. Ke dalam vertebrata dapat dimasukkan semua jenis ikan (kecuali remang, belut jeung, "lintah laut", atau hagfish), amfibia, reptil, burung, serta hewan menyusui. Kecuali jenis-jenis ikan, vertebrata diketahui memiliki dua pasang tungkai.
Vertebrata memiliki sistem otot yang banyak terdiri dari pasangan massa, dan juga sistem saraf pusat yang biasanya terletak di dalam tulang belakang. Sistem respirasi menggunakan insang atau paru-paru.



4.3. klasifikasi 5 hewan langka (vertebrata)
1.   Burung maleo
Klasifikasi taksonomi                              
Kingdom             : Animalia
Phylum                : Chordata
Class                   : Aves (burung)
Ordo                    : Galliformes
Familia                : Megapodidae
Genus                  : Macrocephalon
Species                : Macrocephalon maleo

7
Burung Maleo adalah Jenis Burung Yang hanya bisa dijumpai di Pulau Sulawesi, sehingga disebut burung endemik Sulawesi. Ukuran Burung Maleo ini kira-kira sebesar ayam bangkoklah kira-kira, dengan ciri khas ada bulu dada warna putih dengan bulu hitam dominan di tubuhnya.  Yang unik dari burung maleo adalah Telur dan Cara Menetaskan telurnya.  Karena Telunya ukurannya besar maka dia tidak mengerami sendiri telurnya itu. 
Ukuran Telur Maleo kira-kira lima lima kali ukuran telur ayam kampung.  Sehingga ada mitos yang tidak benar, setelah bertelur burung maleo pingsan.  Di Pulau Sulawesi sendiri sudah jarang dijumpai burung maleo ini.
Burung Maleo hanya dapat ditemukan di Sulawesi merupakan burung simbol alam dan budaya sulawesi yang unik. Maleo diklasifikasikan dalam megapoda yang artinya burung berkaki besar.  Burung ini mengalami keterancaman karena perburuan terutama telornya yang berukuran besar dan hilangnya habitat alami. 
Karakteristik morfologis
Ukuran besar 55-60 cm, warna tubuh didominasi hitam dan perut putih kemerahanjambuan, dengan panjang ekor sedang sampai panjang. Muka kuning gundul; tungkai abu-abu.  Mahkota abu-abu kekuningan tua tidak bertanduk.    
Distribusi
Maleo terdistribusi sepanjang sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah dengan sedikit daerah bersarang di daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, dan tidak diketemukan di daerah yang terdeforestasi secara luas di semenanjung barat daya Sulawesi (Dekker,1990, dalam Butchard and Baker, 2000).

8
Perilaku

Populasi hewan endemik Indonesia ini hanya ditemukan di hutan tropis dataran rendah pulau Sulawesi. Maleo bersarang di daerah pasir yang terbuka, daerah sekitar pantai gunung berapi dan daerah-daerah yang hangat dari panas bumi untuk menetaskan telurnya yang berukuran besar, mencapai lima kali lebih besar dari telur ayam. Setelah menetas, anak Maleo menggali jalan keluar dari dalam tanah dan bersembunyi ke dalam hutan. Anak Maleo ini sudah dapat terbang, dan harus mencari makan sendiri dan menghindari hewan pemangsa, seperti ular, kadal, kucing, babi hutan dan burung elang.
Reproduksi
Berbiak dengan bertelur secara komunal pada suatu area peneluran, dimana telur akan menetas tanpa bantuan induknya.   Sarang terletak di pantai atau dekat sumber mata air panas geothermal.  Pasangan Maleo bersama-sama mendekati lokasi bertelur (bertengger di pohon terdekat), dan pada awal paginya  mereka membuat lubang percobaan sebelum bersungguh-sungguh menggali.  Salah seekor maleo bertugas menggali sedangkan pasangannya beraksi sebagai penjaga.  (MacKinnon 1978, D. N. Jones et al. 1995).
Makanan
Maleo Senkawor adalah monogami spesies. Pakan burung ini terdiri dari aneka biji-bijian, buah, semut, kumbang serta berbagai jenis hewan kecil.
Status Konservasi
Melalui PP No. 7 tahun 1999, Pemerintah Indonesia menetapkan maleo menjadi satwa dilindungi sejak tahun 1972.   Survey lokasi peneluran dari tahun 1990 sampai 2000 lebih dari 50% berada didalam kawasan lindung penting di TN. Lore lindu, CA. Morowali dan TN. Bogani Nani Warta bone dan SM Tanjung Matop.  IUCN RedList 2007 menetapkan statusnya sebagai  endangered (terancam) dan dalam CITES masuk kategori Appendix I. 



9
2.Ikan duyung (dugong)
KLASIFIKASI ILMIAH :
Kerajaan             : Animalia
 Filum                 : Chordata
Kelas                   : Mammalia
Ordo                    : Sirenia
Famili                 : Dugongidae
Genus                  : Dugong
Spesies                : Dugong dugon

Duyung yang ini adalah sejenis ikan atau tepatnya mamalia laut yang bernama latin Dugong dugon. Dan bukan seorang putri cantik berambut panjang dengan kaki yang dapat berubah menjadi ekor ikan setiap kali kena air, yang kita kenal dalam dongeng Putri Duyung.
Duyung, seperti mamalia laut lainnya, meskipun hidup di dalam air tetapi ikan duyung bernafas dengan paru-paru dan menyusui anaknya. Sayangnya, binatang inipun makin hari makin langka.
Ikan duyung dalam bahasa Inggris dikenal sebagai dugong atau sea cow. Dalam bahasa ilmiah (latin) mamalia yang hidup di air ini disebut sebagai Dugong dugon. Binatang yang bisa ditemui hampir di seluruh pesisir Indonesia ini termasuk binatang yang dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999.
10
Diskripsi. Ikan duyung mempunyai tubuh yang besar. Panjang badan Duyung dewasa sekitar 2,5-3 meter dengan berat 225-450 kg. Kulit Duyung (Dugong dugon) tebal, keras dan licin dengan warna abu-abu agak kebiruan.
Duyung memiliki kepala yang bulat dengan mata kecil dan lubang hidung di bagian atas moncong. Memiliki bulu yang terletak di bibir atas yang berguna untuk membantu menemukan makanan. Penglihatan duyung terbatas tetapi memiliki pendengaran yang tajam.
Duyung lebih banyak aktif di malam hari (nokturnal) terutama untuk mencari makanan berupa berbagai tumbuhan laut seperti rumput laut, lamun dan akar-akar tanaman lainnya.
Sebagaimana mamalia laut lainnya duyung (Dugong dugon) hidup berkelompok dengan anggota antara 5-10 ekor yang terdiri dari induk betina, duyung jantan dan anaknya meskipun terkadang menyendiri. Duyung termasuk binatang yang setia dengan pasangannya dan bersifat monogami.
Duyung mampu hidup hingga berusia 70 tahun. Namun perkembangbiakan ikan ini sangat lambat. Biasanya seekor duyung beranak dalam interval 3-7 tahun sekali dengan melahirkan seekor anak dalam setiap satu periode kehamilan.
Persebaran dan Konservasi. Persebaran duyung terdapat di pesisir dan perairan pulau tropis dan subtropis antara Afrika Timur himgga Pasifik bagian barat. Duyung hidup di perairan laut yang berair tenang dan dangkal dengan kedalaman sekitar 20 meter yang banyak ditumbuhi oleh lamun.
Negara-negara yang menjadi habitat duyung antara lain Australia bagian utara, Bahrain, Brunei Darussalam, China, Djibouti, India, Indonesia, Jepang, Jordania, Kaledonia Baru, Kamboja, Kenya, Kepulauan Solomon, Komoro, Madagaskar, Malaysia, Mayotte, Mesir, Mozambiq, Palau, Papua New Guinea, Pilifina, Qatar, Saudi Arabia, Singapora, Somalia, Sri Lanka, Sudan, Tanzania, Thailand, Timor Leste, Uni Emirat Arab, Vanuatu, Vietnam, dan Yaman.

Duyung didaftar dalam status konservasi “vulnerable” (rentan) oleh IUCN Redlist sejak tahun 1982. Dan terdaftar dalam CITES Apendiks I sehingga tidak boleh diperdagangkan secara bebas. Di Indonesia, mamalia laut yang semakin langka ini dilindungi dari kepunahan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan jenis Tumbuhan dan Satwa

11
Ancaman terhadap populasi dan kelestarian duyung (Dugong dugon) diakibatkan oleh rusaknya ekosistem lamun sebagai habitat duyung.
Jika Putri Duyung yang cantik dan seksi menjadi sebuah dongeng yang kerap diceritakan saat kita kecil, apakah duyung Sang Mamalia Laut ini pun harus menjadi ‘dongeng’ buat anak cucu kita?

3. Ikan raja laut (coelencanth)
Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan         : Animalia
Filum              : Chordata
Kelas               : Sarcopterygii
 Subkelas         : Coelacanthimorpha
 Ordo               : Coelacanthiformes
 Famili            : Latimeriidae
 Genus             : Latimeria
Spesies            : Latimeria chalumnae








12
Ikan raja laut atau Coelacanth merupakan ikan purba yang banyak hidup pada 360 juta tahun yang lalu. Ikan raja laut yang dikenal sebagai Coelacanth kini hanya tersisa dua spesies yaitu Latimeria menadoensis (Indonesia Coelacanth) dan Latimeria chalumnae (Comoro Coelacanth). Sedangkan berbagai jenis lainnya, sekitar 120 spesies, dinyatakan telah punah dan hanya ditemukan fosilnya saja.
Coelacanth adalah jenis ikan berparu-paru yang dipercaya sebagian ahli sebagai nenek moyang tetrapoda, yaitu nenek moyang binatang yang hidup di darat termasuk manusia. Ikan raja laut atau Coelacanth mempunyai habitat di lautan dalam, 700 meter di bawah permukaan laut. Meskipun terkadang ikan purba ini bisa berada di kedalaman laut 200 meter.
Ikan raja laut (Coelacanth) telah dianggap punah pada 65 juta tahun yang silam. Ke-120 spesies hanya dikenali dari berbagai fosil yang ditemukan. Namun pada 1938, seekor coelacanth hidup tertangkap oleh jaring hiu di Chalumna, Afrika Selatan.
Kapten kapal yang menangkap ikan tersebut tertarik sehingga mengirimkannya ke museum di London yang dipimpin oleh Nn. Marjorie Courtney-Latimer. Dr. J.L.B. Smith kemudian mendiskripsikan ikan purba tersebut dan memberikan nama Latimeria chalumnae pada tahun 1939. Nama genus ikan diambil dari nama pimpinan museum London, sedangkan nama spesiesnya sebagai pengenang lokasi penemuan ikan raja laut itu.
Hingga tahun 1990, beberapa ekor jenis Latimeria chalumnae (Comoro Coelacanth) berhasil tertangkap di Kepulauan Komoro, perairan Afika Selatan hingga ke Madagaskar.
Pada tahun 1998, seekor ikan raja laut tertangkap jaring nelayan di perairan Pulau Manado Tua, Sulawesi Utara. Ikan jenis ini sebenarnya sudah umum dikenal oleh nelayan setempat namun belum terdiskripsikan hingga seorang peneliti Amerika yang tinggal di Manado, Mark Erdmann dan beberapa temannya termasuk ilmuan LIPI mempublikasikannya dan belakangan ikan raja laut ini disebut sebagai spesies baru, Latimeria menadoensis (Coelacanth Sulawesi).


13
Antara ikan raja laut spesies Latimeria chalumnae (Coelacanth Komoro) dan Latimeria menadoensis (Coelacanth Sulawesi) mempunyai ciri-ciri yang serupa. Ekor ikan purba ini berbentuk seperti kipas dengan mata yang besar dan sisik yang terlihat tidak sempurna (seperti batu). Panjangnya mencapai 2 meter dengan berat mencapai 80-100 kg. Perbedaannya terdapat pada warna kulit Latimeria menadoensis yang berwarna coklat sedangkan Latimeria chalumnae berwarna biru baja.
Status konservasi kedua jenis ikan raja laut ini juga berbeda. Oleh IUCN Redlist Coelacanth Komoro (Latimeria chalumnae) berstatuskan Kritis (Critically Endangered) sedangkan Coelacanth Sulawesi bersatuskan Vulnerable (Rentan). CITES memasukkannya dalam daftar Apendiks I. Di Indonesia, ikan raja laut termasuk ikan yang dilindungi berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1999.

4. Pesut Mahakam
Kerajaan         : Animalia
Filum              : Chordata
Kelas               : Mammalia
Ordo                : Cetacea
Famili             : Delphinidae
Genus              : Orcaella
Spesies            : Orcaella brevirostris





14
Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) bisa jadi merupakan mamalia air paling langka di Indonesia. Populasi Pesut Mahakam diperkirakan tidak lebih dari 70 ekor saja. Pun Pesut Mahakam yang merupakan sub-populasi Orcaella brevirostris hanya bisa ditemukan di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur saja. Sehingga tidak mengherankan jika kemudian Pesut Mahakam ditetapkan sebagai fauna identitas provinsi Kalimantan Timur.
Pesut merupakan mamalia air yang unik. Berbeda dengan lumba-lumba dan ikan paus, pesut (Orcaella brevirostris) hidup di air tawar yang terdapat di sungai-sungai dan danau yang terdapat di daerah tropis dan subtropis.
Pesut Mahakam adalah salah satu sub-populasi pesut (Orcaella brevirostris) selain sub-populasi Sungai Irrawaddi (Myanmar), sub-populasi Sungai Mekong (Kamboja, Laos, dan Vietnam), sub-populasi Danau Songkhla (Thailand), dan sub-populasi Malampaya (Filipina). Pesut yang termasuk salah satu satwa dilindungi di Indonesia ini dalam bahasa Inggris disebut sebagai Irrawaddy Dolphin atau Dolphin Snubfin.
Diskripsi Pesut. Pesut Mahakam dewasa mempunyai panjang tubuh hingga 2,3 meter dengan berat mencapai 130 kg. Tubuh Pesut berwarna abu-abu atau kelabu sampai biru tua dengan bagian bawah berwarna lebih pucat.
Bentuk badan pesut hampir mendekati oval dengan sirip punggung mengecil dan agak ke belakang. Kepala pesut berbentuk bulat dengan mata yang berukuran kecil. Bagian moncong pendek dan tampak papak dengan lubang pernafasan. Sirip punggung berukuran kecil terletak di belakang pertengahan punggung. Dahi tinggi dan membundar, tidak ada paruh. Sirip renangnya relatif pendek dan lebar.
Pesut bernafas dengan mengambil udara di permukaan air. Binatang ini dapat juga menyemburkan air dari mulutnya. Pesut bergerak dalam kawanan kecil. Meski pandangannya tidak begitu tajam dan hidup dalam air yang mengandung lumpur, namun mempunyai kemampuan mendeteksi dan menghindari rintangan-rintangan dengan menggunakan gelombang ultrasonik.



15
Habitat dan Populasi. Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris sub-populasi sungai Mahakam) hidup di sungai Mahakam pada daerah sekitar 180 km dari muara sungai hingga 600 km dari daerah hulu. Lokasi yang diduga didiami mamalia air tawar ini antara lain Kedang Kepala, Kedang Rantau, Belayan, Kedang Pahu, dan anak sungai Ratah, serta sebagai danau Semayang dan Melintang (Kreb 1999, 2004).
Populasi Pesut Mahakam diperkirakan antara 67 hingga 70 ekor (2005). Ancaman tertinggi kelangkaan populasi Pesut Mahakam diakibatkan oleh belitan jaring nelayan. Selain itu juga akibat terganggunya habitat baik oleh lalu-lintas perairan sungai Mahakam maupun tingginya tingkat pencemaran air, erosi, dan pendangkalan sungai akibat pengelolaan hutan di sekitarnya.
Rendahnya populasi ini membuat lumba-lumba air tawar ini menjadi salah satu binatang paling langka di Indonesia. Sehingga tidak berlebihan jika kemudian IUCN Redlist menyatakan status konservasi Pesut Mahakam sebagai Critically Endangered (Kitis) yaitu tingkat keterancaman tertinggi.
Di Indonesia sendiri, pesut Mahakam di tetapkan sebagai satwa yang dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999 tentang Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Pesut Mahakam memang benar-benar unik. Mamalia air yang hidup di air tawar dengan habitat dan persebarannya yang terpisah-pisah di beberapa tempat yang salah satunya di Kalimantan, Indonesia. Namun Pesut Mahakam juga satwa dengan ancaman kepunahan tertinggi dengan populasi yang tidak lebih dari 70 ekor saja. Anugerah dan keunikan yang hanya akan disia-siakan oleh bangsa yang bodoh, tentunya.





16
5. paus biru
Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan         : Animalia
Filum              : Chordata
Kelas               : Mammalia
Ordo                : Cetacea
Famili             : Balaenopteridae
Genus              : Balaenoptera
Spesies            : Balaenoptera musculus

Paus Biru atau Balaenoptera musculus dipercaya sebagai hewan terbesar yang pernah ada di dunia. Dengan ukurannya paus biru bukan sekedar menjadi hewan mamalia terbesar di laut, paus biru juga mengalahkah ukuran besar binatang-binatang darat lainnya. Panjang tubuh paus biru mencapai 33 meter.

17
Paus biru dalam bahasa Inggris sering disebut sebagai Blue Whale, Pygmy Blue Whale, Sibbald’s Rorqual, Sulphur-bottom Whale. Sedangkan dalam bahasa latin, paus biru dinamai Balaenoptera musculus.
Linnaeus memberi nama paus biru dengan nama genus yang berasal dari kata Latin balaena yang berarti “paus” dan kata Yunani pteron yang berarti “sirip” atau “sayap.” Nama spesiesnya, musculus, adalah kependekan kata Latin mus yang berarti “tikus”. Kata “musculus” bisa bisa juga diartikan sebagai “otot”.
Ciri-ciri dan Perilaku Paus Biru. Paus biru (Balaenoptera musculus) mempunyai tubuh panjang dan lonjong dengan panjang tubuh mencapai 33 meter dan berat (massa) mencapai 181 ton atau lebih. Dengan ukurannya ini paus biru dipercaya sebagai hewan terbesar yang pernah ada di dunia.
Warna punggung paus biru didominasi oleh warna biru kehijauan atau abu-abu dengan pembatas putih tipis. Sedangkan di bagian perut mempunyai warna yang lebih terang. Ujung kepala dan ekor umumnya berwarna abu-abu.
Paus biru memiliki kepala pipih berbentuk U. Di bagian atas kepala terdapat lubang untuk mengisap oksigen dan membuang karbondioksida. Ketika bernafas, paus mengeluarkan sebuah semburan kolom vertikal yang menakjubkan (seperti air mancur) dengan ketinggian mencapai 12 meter. Paru-paru paus biru dapat menampung udara hingga 5000 liter.
Ikan paus mempunyai indera peraba dan pendengaran yang tajam. Ia mengetahui arah di dalam air dengan mengikuti gema suara yang dibuatnya. Selain sebagai alat navigasi, suara yang dihasilkan dipercaya juga sebagai bentuk komunikasi antar sesama dan untuk mendeteksi mangsa.
Paus biru (Balaenoptera musculus) merupakan hewan mammalia. Hewan terbesar di dunia ini pun menyusui anaknya layaknya mammalia lainnya. Bedanya, air susu ikan paus biru agak berbeda dari yang kita kenal. Bentuknya agak padat dan sangat berlemak. Induk paus memiliki otot khusus di sekitar kelenjar susu. Ketika ikan paus menggerakkan otot ini, tekanan yang dihasilkan membuat induk tersebut mampu menyemprotkan air susu langsung ke dalam mulut bayinya.


18
Yang unik lagi, ternyata makanan hewan raksasa dengan ukuran terbesar di dunia ini tidak sebanding dengan ukuran tubuhnya. Paus biru (Balaenoptera musculus) ternyata mempunyai makanan utama krill. Krill merupakan sejenis udang kecil dengan ukuran sekitar 8-60 mm. Unik, hewan sebesar 33 meter mempunyai makanan hewan seukuran 8 milimeter, meskipun dalam seharinya, paus biru memakan hingga 40 juta ekor krill atau sekitar 3,6 ton krill.
Habitat, Persebaran, Populasi, dan Konservasi Paus Biru. Paus biru merupakan mammalia laut yang dapat ditemukan hampir di seluruh belahan bumi termasuk di perairan Indonesia.
Hingga awal abad ke-20, paus biru (Balaenoptera musculus) dapat ditemukan dalam jumlah yang melimpah di seluruh dunia dengan kisaran populasi antara 200.000-300.000 ekor. Namun kini menurut perkiraan IUCN Redlist populasi hewan terbesar ini diperkirakan hanya tersisa antara 11.000 dan 25.000 ekor saja.
Menurunnya populasi paus biru diakibatkan oleh perburuan yang dilakukan sejak akhir 1800-an. Perubahan temperatur laut diperkirakan juga mempengaruhi populasi krill yang menjadi makanan utama paus biru. Hal ini memberikan pengaruh pada jumlah populasi paus biru.
Lantaran populasinya yang semakin menurun, IUCN Redlist memasukkan paus biru (Balaenoptera musculus) dalam status konservasi endangered (Terancam Punah) sejak 1996. CITES juga telah memasukkan paus biru ke dalam daftar Apendiks I. Sedangkan di Indonesia, paus biru termasuk dalam hewan yang dilindungi dan tercantum dalam PP No. 7 Tahun 1999.
Paus biru, Balaenoptera musculus, atau Blue Whale memang memiliki tubuh raksasa dan menjadi makhluk hidup terbesar di dunia. Meskipun demikian, kelestariannya tetap membutuhkan kepedulian dari kita semua, manusia.








19
BAB 3
PENUTUP


5.1. KESIMPULAN
Indonesia merupakan negara dengan kepulauan terbanyak di dunia yang sangat terkenal dengan kekayaan flora dan fauna-nya. Termasuk flora dan fauna langka juga terdapat di Indonesia. Sudah menjadi penyakit kronis di negara-negara berkembang terjadi perburuan hewan-hewan langka. Masalahnya umum yaitu persoalan ekonomi, dipasaran luar negeri harga jual hewan langka ini sangat mahal sehingga menyilaukan mata para pemburu hewan untuk menjual hewan – hewan langka ini di luar negeri. Oleh sebab itu, Indonesia membuat suatu undang-undang yang mengatur hewan langka yang dilindungi di indonesia.
Sekarang jumlah populasi hewan – hewan langka di Indonesia sudah sangat menipis. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara yang baik harus bisa ikut membantu program pemerintah dengan melestarikan dan memelihara setiap hewan – hewan langka yang ada di Indonesia, jika terjadi perburuan liar terhadap hewan – hewan langka tersebut, kita wajib melaporkannya kepada pihak yang berwajib supaya tidak terjadi kepunahan hewan langka yang ada di Indonesia.

1 komentar: